Minggu, 19 Desember 2010 0 komentar By: enviromental chemistry

UDARA

Seputar udara

Udara merupakan sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan kita. Kita bernafas menghirup oksigen yang diperoleh dari udara. Tumbuhan juga memerlukan karbondioksida yang diperoleh dari udara juga. Udara merupakan campuran gas yang melingkupi permukaan bumi sebagai akibat adanya gaya grafitasi.

Gas oksigen merupakan komponen yang sangat penting bagi kehidupan mahluk hidup, termasuk kita. Dari komposisi udara tersebut merupakan komposisi udara yang normal untuk mendukung kelangsungan hidup manusia. Akan tetapi juga tidak jarang dalam udara yang mengandung bahan pencemar lebih banyak. Keberadaan bahan pencemar ini yang menimbulkan terjadinya pencemaran udara.

Terjadinya pencemaran udara



Udara yang belum terpengaruh oleh kegiatan manusia berisi sejumlah kecil partikel, gas-gas organik ( seperti CH4), dan gas-gas anorganik ( seperti N2O, NO2, SO2, O3, dan H2S) yang biasanya dianggap sebagai bahan pencemar. Bahan-bahan ini selalu ada di udara karena bahan tersebut berasal dari proses alam. Secara umum, udara yang tercemar adalah perbedaan komposisi udara actual dengan kondisi udara normal dimana komposisi udara actual tidak mendukung kehidupan manusia. Akibat dari aktivitas manusia dapat menyebabkan pencemaran udara, seperti asap kendaraan, asap pabrik, serta kebakaran hutan. Senyawa-senyawa yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran udara yaitu partikulat, oksida belerang, karbon monoksida, oksida nitrogen, hidrokarbon, hydrogen sulfide, logam berat dan asbes. Sumber utama bahan pencemar udara adalah pembakaran. Ketika senyawa karbon terbakar sempurna, maka karbon dan oksigen akan membentuk karbondioksida. Tetapi bila pembakaran berlangsung dengan oksigen terbatas, akan tebentuk karbonmonoksida. Faktor yang berpengaruh terhadap penyebaran bahan pencemaran yaitu suhu pada ketinggian tertentu dari tanah dan gerakan udara. Bahan pencemar seperti asap dari pabrik biasanya lebih hangat dari pada lingkungannya, kerapatannya kecil sehingga bahan pencemar tersebut bergerak ke atas sambil memancarkan panas ke lingkungan. Dengan adanya angin, asap akan segera dingin dan akan bergerak sesuai dengan arah gerakan angin.


Adanya pencemaran udara dapat mengakibatkan penipisan ozon, gangguan pernafasan, pemanasan global, tanaman yang tumbuh di daerah udara yang tercemar dapat terganggu pertumbuhannya dan rentan terhadap penyakit, pencemar udara seperti SO2 dan NO2 dapat bereaksi air dengan hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan.

Bagaimana caranya mencegah terjadinya pencemaran udara?

Untuk menangani masalah pencemaran udara bisa dilakukan dengan cara mengurangi pemakaian kendaraan bermotor yang dapat mengeluarkan asap yang berbahaya, menanam pohon hijau di pinggir jalan-jalan, pada industry sebaiknya dilakukan pencegahan pencemaran pada sumber bahan pencemarannya misalnya juga pengubahan proses atau penggunaan energy yang bebas bahan pencemar.
Dengan menanam pohon kita juga bisa mengurangi pencemaran, tanaman merupakan pengambil bahan pencemar dari udara yang baik. Pada proses fotosintesis, maupun respirasi pada tanaman melibatkan pertukaran gas antara udara dan tanaman, gas masuk ke dalam daun melalui stomata. Denagan membuka dan menutupnya stomata maka tanaman dapat mengontrol penukaran oksigen dan karbondioksida serta dapat menyerap bahan pencemar dari lingkungan. Adanya proses penukaran ini memungkinkan tanaman dapat membantu pengambilan bahan pencemar dari udara.

Selain itu untuk mencegah pencemaran dapat dilakukan dengan tidak membakar sampah dari daun tanaman tetapi menguburnya berbaur dengan tanah agar dapat digunakan sebagai komnpos, meminimalisir budaya merokok, serta membudayakan aktivitas pertanian dengan tidak membakar rerumputan tetapi menguburnya menjadi kompos.


sumber:
projosantoso,AK.1991.kimia lingkungan. Yogyakarta: FMIPA UNY
www.pencemaran udara dampak dan solusinya.putra center.net about economics,city planning,and learn language online.htm
www.terjadinya pencemaran udara dan penanggulangannya.chemistry.org situs kimia indonesia
www.bahaya pencemaran udara. komunitas mahasiswa sentra energi.htm





Jumat, 17 Desember 2010 0 komentar By: enviromental chemistry

FUEL CELL (SEL BAHAN BAKAR) RAMAH LINGKUNGAN

Pada kondisi dunia sekarang ini, terdapat kebutuhan akan energi yang terus meningkat tiap waktu, seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dunia. Hal ini memicu dikembangkannya beberapa sumber energi yang dianggap memiliki potensi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Akan tetapi, seiring dengan berkembangnya teknologi, manusia mulai menyadari bahwa teknologi energi yang digunakan sebaiknya bersifat bersahabat dengan lingkungan. Dengan kata lain emisi dari sumber energi yang digunakan mestinya tidak berdampak merusak lingkungan.
Fuel cell adalah salah satu jawaban dari persyaratan di atas. Pada prinsipnya, fuell cell adalah suatu perangkat yang menggunakan reaksi dari zat-zat kimia untuk menghasilkan energi. Fuel cell hampir tidak mengeluarkan emisi yang berbahaya bagi lingkungan. Fuel cell sebenarnya dalah “generator” atau pembangkit listrik yang memanfaatkan “tenaga” elektrokimia. Terdiri dari dua “kutub” yaitu anoda dan katoda yang dipisahkan oleh membran, yang terus menerus menghasilkan listrik pada saat terjadi proses “penyatuan” Hidrogen dan oksigen.

Secara sederhana prosesnya dapat dilihat pada gambar berikut :
Hidrogen (yang ditampung dalam sebuah tabung khusus) dialirkan melewati anoda, dan oksigen/udara dialirkan pada katoda.
Pada anoda (sebagai katalis platina Pt) hidrogen “pecah menjadi bermuatan positif (ion/proton), dan negatif (elektron).
Membran di tengah-tengah anoda-katoda kemudian hanya berfungsi “mengalirkan” proton “menyebrang” ke katoda.
Proton yang tiba di katoda bereaksi dengan udara dan menghasilkan air.
Tumpukan elektron di anoda akan menjadi “energi listrik” searah yang dapat menyalakan lampu.
Banyak sekali jenis Fuel Cell yang dikembangkan, kesemuanya menggunakan proses kimia “penggabungan” Hidrogen dan Oksigen.
Hidrogen yang digunakan dalam proses tersebut dapat berasal dari “pemisahan” air, atau juga dengan penggunaan katalis atau zat yang dapat mempercepat reaksi. Seperti pada salah satu jenis fuel cell yaitu DMFC (Direct Methanol Fuel Cell), Hidrogennya berasal dari pemisahan methanol dengan katalis Platina.
Direct methanol fuel cell (DMFC) adalah salah satu dari beberapa jenis sel bahan bakar yang memakai membran penukar proton (proton exchange membrane (PEM)) sebagai penghubung antara reaksi di katoda dan anoda. Sesuai namanya, membran ini menggunakan metanol sebagai sumber energi. Tidak seperti sel bahan bakar hidrogen cair, asam posfat, maupun larutan alkaline, sel bahan bakar ini langsung memanfaatkan metanol untuk menghasilkan energi, sehingga metanol tidak perlu dirubah dahulu menjadi bentuk lain sebelum dapat menghasilkan energi.
Cara kerja DMFC
Komponen dasar dari sel bahan bakar ini adalah dua buah elektroda (katoda dan anoda) yang dipisahkan oleh sebuah membran. Uniknya, katoda langsung bertindak sebagai katalis, (elektrokatalis) yang mempercepat terjadinya reaksi perubahan energi l di anoda. Katalis yang biasanya digunakan adalah Platina (Pt).


skema DMFC

Dari gambar terlihat, di sisi anoda energi l dan air diinjeksikan ke dalam batch reaksi dengan kecepatan konstan. Tumbukan dengan katalis membantu terjadi reaksi konversi energi l secara katalitik menjadi proton, CO2 dan energi l. Gas CO2 di keluarkan dari energi sementara proton bergerak menyeberangi energi l menuju katoda yang kemudian bereaksi dengan oksigen menghasilkan air. Tumpukan energi l di anoda menghasilkan beda potensial yang memaksa energi l dari reaksi konversi tersebut mengalir dalam sebuah sirkuit arus, dipakai sebagai arus searah oleh peralatan elektronik, kemudian sampai di katoda sehingga menyempurnakan reaksi pembentukan molekul air. Jelas terlihat di sini, limbah yang dihasilkan dari bahan bakar ini adalah air dan gas CO2 dalam jumlah yang kecil.

Kelebihan lain dalam proses sel bahan bakar energi l ini adalah efisiensi energinya yang cukup tinggi (melebihi 60%) serta panas yang dihasilkan akibat proses reaksi sangat kecil sekali. Dua energi ini sangat penting dalam pemakaian peralatan elektronik untuk jangka waktu yang lama. Panas yang kecil menjamin keamanan dan kenyamanan pengguna selama pemakaian.

Membran penukar proton dalam DMFC memegang fungsi utama dalam efisiensi energi sel. Membran yang umum digunakan adalah Nafion.



Nafion (asam poliperfluoro sulfonat ionomer)

Sumber :
www.alpensteel.com/article/65-109-energi-fuel-cell-sel-bahan-bakar/2612--blue-energi-versi-indonesia.html
www.energimagazine.com/forum/Hidrogen-dan-Fuel-Cell/201-Direct-Methanol-Fuel-Cell
Rabu, 15 Desember 2010 0 komentar By: enviromental chemistry

BAHAYA LAHAR DINGIN



Lahar dingin dari Bhs Jawa, tapi sudah menjadi istilah internasional dan dikenal luas di kalangan ahli volkanologi internasional, adalah aliran air (air hujan, salju yang meleleh) yang bercampur rombakan tefra (material vulkanik-red) yang masih lepas-lepas, berasal dari bagian atas tubuh gunung api mengalir dengan kecepatan dan densitas yang tinggi sehingga mampu melanda dan membawa serta bongkah batu berdiameter sampai 2 meter. Suhu lahar adalah sama dengan suhu di sekitarnya. Sedangkan untuk lahar panas sama seperti lahar dingin bedanya suhunya diatas suhu sekitar.
Lahar dingin ini merupakan dampak setelah terjadi letusan merapi. Walaupun merapi meletusnya sudah lama namun dampaknya masih bisa dirasakan sampai bertahun-tahun. Akibat curah hujan yang tinggi  inilah terjadi lahar dingin disekitar sungai yang dilewatinya bahkan sampai meluap ke pemukiman warga. Selain itu lahar dingin terus menggerus pondasi jembatan.
Lahar dingin yang meluap sampai ke pemukiman warga. Tentu saja warga sulit mendapatkan air bersih. Di lihat dari ilmu kimia lahar dingin tersebut mengandung asam sulfatara yang pekat selain itu mengandung logam berat Ca (kalsium), Mg (Magnesium), Fe (Felium), Ti (Titanium). Jadi lahar dingin yang meluap sampai kepemukiman warga ini mencemari air penduduk sekitar.bila mengonsumsi air sumur yang tercemar lahar dingin tersebut berakibat buruk terhadap kesehatan. Karena  kadar logam berat yang melebihi ambang batas bisa membahayakan kesehatan.

. Pada kondisi ini banyak sumber air yang mengalami pencemaran. Lalu bagaimana caranya mengolah air bersih yang terkena pencemaran? Dua pertiga dari berat tubuh manusia adalah air. Hal ini membuat manusia mampu bertahan hidup tanpa makanan selama tiga minggu, tetapi tidak mungkin hidup tanpa air selama lebih dari tiga hari.Kondisi air yang dikategorikan aman dan sehat dikonsumsi adalah jernih, tak berwarna, tak berbau, tak berasa, bebas dari penyakit yang mengandung mikroorgansime dan bebas zat kimia berbahaya.Dengan adanya bencana alam tentunya membuat banyak sumber mata air bersih tercemar. Lahar dingin yang meluap ke rumah penduduk ini mengandung bahan kimia dan mencemari sumber mata air bersih sehingga dapat menyebabkan masalah kesehatan sebagai berikut:
  1. Infeksi kulit
  2. Gangguan usus
  3. Gangguan hati, tulang dan sistem peredaran darah, kelahiran anomali
  4. Anemia, kerusakan sumsum tulang, leukemia
  5. Kerusakan sistem saraf pusat
  6. Masalah karsinogenik
Bagaimana memurnikan air yang tercemar?
Dilansir dari Webhealthcentre, Jumat (5/11/2010), pemurnian air yang banyak dilakukan ada tiga tahap, yaitu penyimpanan, filtrasi dan klorinasi. Tapi sepertinya tiga tahap ini belum cukup untuk benar-benar memurnikan air yang tercemar.Berikut beberapaa cara lain untuk mengurangi bahaya pencemaran air baik secara biologis maupun kimiawi:
1. Penyaringan dan perebusanMeski tampak bersih, air yang akan diminum harus disaring dan direbus hingga mendidih setidaknya selama 5-10 menit. Hal ini dapat membunuh bakteri, spora, ova, kista dan mensterilkan air. Proses ini juga menghilangkan karbon dioksida dan pengendapan kalsium karbonat.
2. Disinfeksi kimiaHal ini berguna untuk memurnikan air yang disimpan pada tempat seperti di genangan air, tangki atau air sumur.
3. Bubuk pemutihProses ini merupakan diklorinasi kapur. 2,3 gram bubuk pemutih diperlukan untuk mendisinfeksi 1 meter kubik (1.000 liter) air. Tapi air yang sangat tercemar dan keruh tidak bisa dimurnikan dengan metode ini.Bubuk pemutih merupakan senyawa tidak stabil dengan bau yang menyengat. Ketika senyawa ini terkena udara, cahaya atau kelembaban, maka senyawa ini akan cepat kehilangan kadar klorin, sehingga menjadi tidak efektif.
4. Tablet klorinDipasaran, tablet klorin dijual dengan nama tablet halazone. Senyawa ini mungkin cukup mahal tetapi efektif untuk memurnikan air dengan skala kecil.Tablet klorin 'smarter' telah diperkenalkan baru-baru ini. Tablet klorin ini 15-20 kali lebih kuat dari tablet halogen. Satu pil 0.5 gms, cukup untuk mendisinfeksi 20 liter air.
5. FilterAda beberapa jenis filter, antara lain filter keramik 'lilin' dan UV filter.Bagian utama dari sebuah filter keramik 'lilin' ini adalah lilin yang terbuat dari porselin atau tanah infusorial. Permukaannya dilapisi dengan katalis perak sehingga bakteri yang masuk ke dalam akan dibunuh. Metode ini menghilangkan bakteri yang biasanya ditemukan dalam minum air, tetapi tidak efektif dengan virus yang bisa lolos saringan.Alat UV filter umumnya terdiri dari prefilter, yaitu filter kotoran fisik. Kartrid karbon menghilangkan air dari kotoran organik yang berwarna, bau, bebas klorin dan lainnya. Sedangkan berkas sinar UV berfungsi untuk menghilangkan bakteri dan virus.(mer/up)

sumber :
 tribun news.com
 sumber: http://www.mail-archive.com/iagi-net@iagi.or.id/msg12517.html
 goedang berbagi informasi.htm
 11716-lahar-dingin-genangi-sawah-dan-saluran-irigasi.htm
Selasa, 07 Desember 2010 0 komentar By: enviromental chemistry

Kecelakaan Minyak Tumpah Terparah di Dunia

Tragedi minyak tumpah memanglah sebuah kecelakaan serius, akibat dari kecelakaan minyak tumpah ini bisa mencemari lingkungan darat dan laut dan mengancam banyak biota yang hidup di dalamnya, selain itu juga bisa mempengaruhi rantai ekosistem yang ada di perairan tersebut.
Sebagian besar tumpahan minyak terbesar di dunia masuk ke dalam tiga kategori yang berbeda: 1) peperangan; 2) kecelakaan dalam pengeboran sumur minyak, dan 3) kecelakaan kapal tanker. Kecelakaan kapal tanker terbayak menumpahkan minyaknya sehingga menjadikan peringkat satu dari 3 kategori tersebut dan sering para pelaku akhirnya bertanggung jawab akibat dari kecelakaan tersebut. Berikut adalah daftar kecelakaan minyak tumpah terbesar yang terjadi sepanjang sejarah perminyakan dunia.

1. Gulf War oil spill
Tumpahan minyak terburuk dalam sejarah, tumpahan minyak selama Perang Teluk memuntahkan 8 juta barel ke Teluk Persia setelah pasukan Irak membuka katup sumur minyak dan jalur pipa saat mereka mundur dari Kuwait pada tahun 1991. Ketebalan minyak yang mencemari lautan bisa mencapai 5 inchi sebanyak 1.360.000 sampai 1.500.000 ton minyak.


2. Ixtoc I oil well
Pada bulan Juni 1979 Minyak Ixtoc I meledak di Teluk Meksiko . Platform pengeboran minyak itu kemudian terbakar dan runtuh, merobek katup tabung minyak dan membuat sulit bagi personil penyelamat untuk mengendalikan kerusakan. minyak tumpah sebanyak 454.000 ton mencemari lautan. tumpahan berlanjut sampai Maret 1980.

3. Atlantic Empress/Aegean Captain
Pada bulan Juli 1979, sebuah kapal tanker minyak Yunani Atlantic Empress bertabrakan dengan kapal lain Laut Karibia. Bencana ini menewaskan 26 anggota kru dan menyebabkan pencemaran lingkungan oleh 287,000 ton minyak.

4. Fergana Valley
The Fergana Valley, salah satu daerah industri pertanian dan peternakan terpadat di daerah asia tengah dikotori oleh minyak tumpah yang berasal dari salah satu kilang minyak di daerah tersebut. Peristiwa yang terjadi pada tahun 1992 itu menyebabkan ladang dan pusat industri tercemar oleh 285.000 ton minyak.

5. Nowruz oil field
Selama perang teluk yang pertama, banyak kejadian tabrakan kapal selama perang, Tabarakan kapal terparah terjadi pada tanggal 10 Februari 1983 dimana hal sekitar 1500 barrel minyak tumpah ke lautan setiap harinya.

6. ABT Summer
ABT Summer tanker, yang sedang berlayar dari Iran ke Rotterdam, menumpahkan minyak ke lautan yang akhirnya terbakar di lautan angola, sekitar 700 mil dari lepas pantai. Total ada 260.000 ton minyak yang tumpah dan menewaskan sekitar 32 kru kapal.

7. Castillo de Bellver
Pada bulan Agustus tahun 1983. Kapal Castillo de Belver meledak dan membuat kapal pecah menjadi dua, peristiwa ni menyebabkan minyak tumpah ke lautan. sebanyak 252.000 ton minyak mencemari lautan Cape town yang berjarak 24 mil dari lepas pantai.

8. The Amoco Cadiz
badai besar yang menerjang kawasan lautan Brittany Prancis membuat kapal Cadiz tergoncang dan kemudian membuat muatan minyaknya tumpah ke lautan. Peristiwa yang terjadi pada tahun 1978 ini membuat 1.604.500 barel minyak mencemari lautan.

9. The Haven
Peristiwa yang sempat menewaskan 6 kru kapal ini terjadi pada bulan April 1991. kapal The Haven terbakar karena minyak yang dimuat tumpah ke lautan Italia. Sebanyak 145.000 ton minyak tumpah ke lautan dan 70% diantaranya terbakar di lautan lepas. Kapal The Haven sendiri akhirnya tenggelam dan dapat ditemukan kembali pada kedalaman 1640 kaki.

10. The Odyssey
Peristiwa ini terjadi pada bulan November 1988. Tanker minyak milik perusahaan Amerika serikat, Odyssey menumpahkan sebanyak 132.000 ton minyak ke lautan Nova Scotia yang berjarak 700 mil dari daratan Nova scotia.

11. Semburan minyak Lakeview (1910-1911 – California, USA)
Semburan minyak Lakeview adalah kecelakaan minyak dari sumur yang menumpahkan minyak diperkirakan 9.000.000 barel (perkiraan dari Wikipedia) minyak di Kern County, California. Mengirimkan sumur minyak lebih cepat dari kru mampu rute ke tangki penyimpanan. Tekanan yang kuat menyebabkan minyak meletus seperti sebuah geyser, minyak ditumpahkan ke tanah selama lebih dari satu tahun sampai berhenti secara alami.

12. Horizon Deepwater (2010 – Teluk Meksiko)
Tumpahan minyak Horizon Deepwater berlangsung di Teluk Meksiko. Itu dimulai pada tanggal 20 April 2010 ketika sebuah ledakan menghancurkan Horizon rig pengeboran Deepwater, menyebabkan aliran bertekanan minyak di dekat kepala sumur di Teluk Meksiko di lantai lebih dari 5.000 meter air. Berbagai upaya untuk menghentikan kebocoran di lingkungan yang sulit telah hanya sebagian berhasil. Adapun jumlah minyak yang hilang tidak diketahui karena perkiraan yang akurat tidak dapat dibuat dari pengamatan video dasar laut. Estimasi tinggi dari Laju Alir ditunjuk-pemerintah Kelompok Teknis yang dikeluarkan pada 15 Juni 2010 adalah sekitar 60.000 barel per hari. Perkiraan minyak tumpah sebelum bulan Juni 23nd sekitar 3.780.000 barel didasarkan pada laju sekitar 60.000 barel per hari.

13. Mingbulak (1992 – Uzbekistan)
Tumpahan minyak Mingbulak terjadi pada tanggal 2 Maret 1992 di ladang minyak Mingbulak di Lembah Fergana Uzbekistan. Tumpahan ini disebabkan oleh ledakan yang terbakar dan dibakar selama dua bulan. Kira-kira 2.000.000 barrel minyak yang terkandung di balik sebuah bendungan darurat (perkiraan dari Wikipedia).

Tumpahan minyak mentah ke lingkungan bisa diakibatkan karena kecelakaan, limbah domestik dan industri, presipi-tasi dari atmosfer, dan rembesan alamiah dari dasar laut. Tumpahnya minyak ke lautan, umumnya terjadi di tahap eksplorasi dan transportasi. Secara alami, laut dengan berbagai proses alam bisa memproses tumpahan minyak dengan baik. Namun, untuk kembali seperti sedia kala, butuh waktu hingga puluhan tahun. Karena itu, perlu ada cara mengatasi tumpahan minyak di laut dengan segera untuk mengurangi dampak jangka pendek dan panjangnya.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi dampak tumpuhan minyak tersebut. Pertama, adalah melokalisasi tumpahan minyak agar tidak meluas. Lokalisasi (pemagaran) ini dilakukan dengan memagari tumpahan minyak dengan bahan yang mudah terapung seperti rangkaian sosis. Setelah itu, dilakukan penyedotan tumpahan (oil boom). Penyedotan dilakukan untuk pengolahan lebih lanjut, baik di ambil minyak murninya maupun diremidiasi ke tempat lain. Setelah penyedotan, masih ada kemungkinan minyak tersisa di atas permukaan air, untuk mengatasinya, bisa saja diendapkan dengan menambahkan bahan kimiawi pengendap (01/ dispersant).
Teknologi dengan memberikan senyawa kimia ini, mampu memecah dan mengikat senyawa minyak mentah menjadi butiran yang berat. Pemberian senyawa kimia bisa membuat butiran berat mengendap. Sehingga endapan ini tentu akan berdampak di dasar laut. Dampaknya sendiri belum diteliti lebih lanjut apakah jauh lebih berbahaya terhadap lingkungan atau tidak. Cara lainnya adalah menggunakan organisme, baik mikroba atau bakteri pemakan hidrokarbon. Mikroba ini memutus rantai karbon yang panjang dari minyak mentah. Secara mikrobiologis, tumpahan minyak yang telah dilokalisir dapat dipotong menggunakan jasa mikroba superbug.
Jenis mikrobanya antara lain, jenis Pseudomonas, yang dikenal sebagai salah satu golongan mikroba pemecah senyawa kimia kompleks menjadi senyawa kimia lebih sederhana. Selanjutnya, senyawa lebih sederhana ini akan dipecah oleh golongan mirkoba lainnya. Untuk meremidiasi cemaran yang kompleks, butuh lebih dari satu golongan mikroba. Cara lain yang penting pada bio-remidiasi aerobik, yaitu aerasi atau suplai oksigen. Aerasi dengan aerator tertentu (jet aerator) digunakan untuk menambah kadar oksigen. Selain itu, untuk pengadukan minyak, mikroba, dan unsur makanan lainnya. Dengan begitu, minyak akan terurai menjadi unsur penyusunnya, karbondioksida (CO2) dan air (H2O) lalu dikembalikan ke alamnya.

Sumber :
http://www.bataviase.co.id
http://kilometer46.wordpress.com/
http://www.bionaturally.net/2010/11/10-kecelakaan-minyak-tumpah-terparah-di.html