Selasa, 07 Desember 2010 By: enviromental chemistry

Kecelakaan Minyak Tumpah Terparah di Dunia

Tragedi minyak tumpah memanglah sebuah kecelakaan serius, akibat dari kecelakaan minyak tumpah ini bisa mencemari lingkungan darat dan laut dan mengancam banyak biota yang hidup di dalamnya, selain itu juga bisa mempengaruhi rantai ekosistem yang ada di perairan tersebut.
Sebagian besar tumpahan minyak terbesar di dunia masuk ke dalam tiga kategori yang berbeda: 1) peperangan; 2) kecelakaan dalam pengeboran sumur minyak, dan 3) kecelakaan kapal tanker. Kecelakaan kapal tanker terbayak menumpahkan minyaknya sehingga menjadikan peringkat satu dari 3 kategori tersebut dan sering para pelaku akhirnya bertanggung jawab akibat dari kecelakaan tersebut. Berikut adalah daftar kecelakaan minyak tumpah terbesar yang terjadi sepanjang sejarah perminyakan dunia.

1. Gulf War oil spill
Tumpahan minyak terburuk dalam sejarah, tumpahan minyak selama Perang Teluk memuntahkan 8 juta barel ke Teluk Persia setelah pasukan Irak membuka katup sumur minyak dan jalur pipa saat mereka mundur dari Kuwait pada tahun 1991. Ketebalan minyak yang mencemari lautan bisa mencapai 5 inchi sebanyak 1.360.000 sampai 1.500.000 ton minyak.


2. Ixtoc I oil well
Pada bulan Juni 1979 Minyak Ixtoc I meledak di Teluk Meksiko . Platform pengeboran minyak itu kemudian terbakar dan runtuh, merobek katup tabung minyak dan membuat sulit bagi personil penyelamat untuk mengendalikan kerusakan. minyak tumpah sebanyak 454.000 ton mencemari lautan. tumpahan berlanjut sampai Maret 1980.

3. Atlantic Empress/Aegean Captain
Pada bulan Juli 1979, sebuah kapal tanker minyak Yunani Atlantic Empress bertabrakan dengan kapal lain Laut Karibia. Bencana ini menewaskan 26 anggota kru dan menyebabkan pencemaran lingkungan oleh 287,000 ton minyak.

4. Fergana Valley
The Fergana Valley, salah satu daerah industri pertanian dan peternakan terpadat di daerah asia tengah dikotori oleh minyak tumpah yang berasal dari salah satu kilang minyak di daerah tersebut. Peristiwa yang terjadi pada tahun 1992 itu menyebabkan ladang dan pusat industri tercemar oleh 285.000 ton minyak.

5. Nowruz oil field
Selama perang teluk yang pertama, banyak kejadian tabrakan kapal selama perang, Tabarakan kapal terparah terjadi pada tanggal 10 Februari 1983 dimana hal sekitar 1500 barrel minyak tumpah ke lautan setiap harinya.

6. ABT Summer
ABT Summer tanker, yang sedang berlayar dari Iran ke Rotterdam, menumpahkan minyak ke lautan yang akhirnya terbakar di lautan angola, sekitar 700 mil dari lepas pantai. Total ada 260.000 ton minyak yang tumpah dan menewaskan sekitar 32 kru kapal.

7. Castillo de Bellver
Pada bulan Agustus tahun 1983. Kapal Castillo de Belver meledak dan membuat kapal pecah menjadi dua, peristiwa ni menyebabkan minyak tumpah ke lautan. sebanyak 252.000 ton minyak mencemari lautan Cape town yang berjarak 24 mil dari lepas pantai.

8. The Amoco Cadiz
badai besar yang menerjang kawasan lautan Brittany Prancis membuat kapal Cadiz tergoncang dan kemudian membuat muatan minyaknya tumpah ke lautan. Peristiwa yang terjadi pada tahun 1978 ini membuat 1.604.500 barel minyak mencemari lautan.

9. The Haven
Peristiwa yang sempat menewaskan 6 kru kapal ini terjadi pada bulan April 1991. kapal The Haven terbakar karena minyak yang dimuat tumpah ke lautan Italia. Sebanyak 145.000 ton minyak tumpah ke lautan dan 70% diantaranya terbakar di lautan lepas. Kapal The Haven sendiri akhirnya tenggelam dan dapat ditemukan kembali pada kedalaman 1640 kaki.

10. The Odyssey
Peristiwa ini terjadi pada bulan November 1988. Tanker minyak milik perusahaan Amerika serikat, Odyssey menumpahkan sebanyak 132.000 ton minyak ke lautan Nova Scotia yang berjarak 700 mil dari daratan Nova scotia.

11. Semburan minyak Lakeview (1910-1911 – California, USA)
Semburan minyak Lakeview adalah kecelakaan minyak dari sumur yang menumpahkan minyak diperkirakan 9.000.000 barel (perkiraan dari Wikipedia) minyak di Kern County, California. Mengirimkan sumur minyak lebih cepat dari kru mampu rute ke tangki penyimpanan. Tekanan yang kuat menyebabkan minyak meletus seperti sebuah geyser, minyak ditumpahkan ke tanah selama lebih dari satu tahun sampai berhenti secara alami.

12. Horizon Deepwater (2010 – Teluk Meksiko)
Tumpahan minyak Horizon Deepwater berlangsung di Teluk Meksiko. Itu dimulai pada tanggal 20 April 2010 ketika sebuah ledakan menghancurkan Horizon rig pengeboran Deepwater, menyebabkan aliran bertekanan minyak di dekat kepala sumur di Teluk Meksiko di lantai lebih dari 5.000 meter air. Berbagai upaya untuk menghentikan kebocoran di lingkungan yang sulit telah hanya sebagian berhasil. Adapun jumlah minyak yang hilang tidak diketahui karena perkiraan yang akurat tidak dapat dibuat dari pengamatan video dasar laut. Estimasi tinggi dari Laju Alir ditunjuk-pemerintah Kelompok Teknis yang dikeluarkan pada 15 Juni 2010 adalah sekitar 60.000 barel per hari. Perkiraan minyak tumpah sebelum bulan Juni 23nd sekitar 3.780.000 barel didasarkan pada laju sekitar 60.000 barel per hari.

13. Mingbulak (1992 – Uzbekistan)
Tumpahan minyak Mingbulak terjadi pada tanggal 2 Maret 1992 di ladang minyak Mingbulak di Lembah Fergana Uzbekistan. Tumpahan ini disebabkan oleh ledakan yang terbakar dan dibakar selama dua bulan. Kira-kira 2.000.000 barrel minyak yang terkandung di balik sebuah bendungan darurat (perkiraan dari Wikipedia).

Tumpahan minyak mentah ke lingkungan bisa diakibatkan karena kecelakaan, limbah domestik dan industri, presipi-tasi dari atmosfer, dan rembesan alamiah dari dasar laut. Tumpahnya minyak ke lautan, umumnya terjadi di tahap eksplorasi dan transportasi. Secara alami, laut dengan berbagai proses alam bisa memproses tumpahan minyak dengan baik. Namun, untuk kembali seperti sedia kala, butuh waktu hingga puluhan tahun. Karena itu, perlu ada cara mengatasi tumpahan minyak di laut dengan segera untuk mengurangi dampak jangka pendek dan panjangnya.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi dampak tumpuhan minyak tersebut. Pertama, adalah melokalisasi tumpahan minyak agar tidak meluas. Lokalisasi (pemagaran) ini dilakukan dengan memagari tumpahan minyak dengan bahan yang mudah terapung seperti rangkaian sosis. Setelah itu, dilakukan penyedotan tumpahan (oil boom). Penyedotan dilakukan untuk pengolahan lebih lanjut, baik di ambil minyak murninya maupun diremidiasi ke tempat lain. Setelah penyedotan, masih ada kemungkinan minyak tersisa di atas permukaan air, untuk mengatasinya, bisa saja diendapkan dengan menambahkan bahan kimiawi pengendap (01/ dispersant).
Teknologi dengan memberikan senyawa kimia ini, mampu memecah dan mengikat senyawa minyak mentah menjadi butiran yang berat. Pemberian senyawa kimia bisa membuat butiran berat mengendap. Sehingga endapan ini tentu akan berdampak di dasar laut. Dampaknya sendiri belum diteliti lebih lanjut apakah jauh lebih berbahaya terhadap lingkungan atau tidak. Cara lainnya adalah menggunakan organisme, baik mikroba atau bakteri pemakan hidrokarbon. Mikroba ini memutus rantai karbon yang panjang dari minyak mentah. Secara mikrobiologis, tumpahan minyak yang telah dilokalisir dapat dipotong menggunakan jasa mikroba superbug.
Jenis mikrobanya antara lain, jenis Pseudomonas, yang dikenal sebagai salah satu golongan mikroba pemecah senyawa kimia kompleks menjadi senyawa kimia lebih sederhana. Selanjutnya, senyawa lebih sederhana ini akan dipecah oleh golongan mirkoba lainnya. Untuk meremidiasi cemaran yang kompleks, butuh lebih dari satu golongan mikroba. Cara lain yang penting pada bio-remidiasi aerobik, yaitu aerasi atau suplai oksigen. Aerasi dengan aerator tertentu (jet aerator) digunakan untuk menambah kadar oksigen. Selain itu, untuk pengadukan minyak, mikroba, dan unsur makanan lainnya. Dengan begitu, minyak akan terurai menjadi unsur penyusunnya, karbondioksida (CO2) dan air (H2O) lalu dikembalikan ke alamnya.

Sumber :
http://www.bataviase.co.id
http://kilometer46.wordpress.com/
http://www.bionaturally.net/2010/11/10-kecelakaan-minyak-tumpah-terparah-di.html

0 komentar:

Posting Komentar